Sherlock Holmes Series ~ Benedict Cumberbatch
Sherlock Holmes…
Sekitar akhir 2016 lalu, saya menamatkan membaca buku-buku karya Sir Arthur Conan Doyle, apalagi kalau bukan Sherlock series..
Buku-buku mengenai Sherlock Holmes sendiri sebenarnya ada banyak sekali, kalu kita iseng jalan-jalan sore ke toko-toko buku pasti kita akan menemui banyak buku Sherlock Holmes dengan berbagai pengarang dan pengembangan cerita. Tapi, saya hanya menamatkan buku-buku Sherlock karya Sir Arthur Conan Doyle saja.
Kalau tidak salah totalnya ada 9 buku: empat novel dan 5 buku kumpulan kasus. Novel-novelnya diantaranya Study in scarlet, The Sign Four, The Hound of Baskerville, dan Valley of Fear.
Sedangkan buku kumpulan kasusnya antaralain: Petualangan Sherlock Holmes, Memoar Sherlock Holmes, The Return of Sherlock Holmes, The Last Bow, dan Koleksi Kasus Sherlock Holmes.
Setelah menamatkan berbagai buku Sherlock series yang dikarang oleh Sir Arthur Conan Doyle, yang entah kenapa baru saya baca akhir tahun 2016 lalu.. (kemana aja selama ini??), saya mulai penasaran dengan Sherlock series yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch, berhubung sebelumnya saya sudah menonton dua film Sherlock Holmes yang diperankan Robert Downey Jr.
Dan finally sekitar Februari 2017 saya mendapatkan tv series Sherlock Holmes yang terdiri dari empat season, masing masing season ada sekitar 3-4 film.
Bagi kalian yang belum menonton dan penasaran apa yang akan disajikan dalam series Sherlock Holmes ini, saya akan memberikan sedikit info:
Setting film ini berada di abad 21
Berbeda dengan cerita dari buku-buku Sir Arthur Conan Doyle yang mengambil setting pada masa novel itu dibuat, yaitu sekitar akhir 1800-an sampai awal 1900-an, TV series Sherlock Holmes ini dibuat dengan setting abad ini (abad 21), dengan banyak penyesuaian, namun masih mengadaptasi dan mengambil ide-ide novelnya.
Sherlock Holmes tentunya masih seorang konsultan detective yang juga seorang scientis yang gemar melakukan percobaan-percobaan kimia, dan partnernya Dr watson, juga seorang dokter militer yang pulang bertugas dari Afganistan.
Dalam serialnya Dr Watson tentunya masih setia mengabadikan kisah-kisah Sherlock dalam memecahkan kasus (dan berkontribusi membuat keahlian dan aksi-aksi Sherlock dikenal di seluruh London, bahkan Inggris), namun berbeda dengan masa lampau yang hanya bisa mempublikasikan cerita surat kabar, sekarang Dr watson menjadi blogger.
Tidak ketinggalan ada juga sosok-sosok yang menyertai kehidupan Sherlock seperti Mycroft Holmes, Lestrade dari Scotland Yard, Irene Adler, Marry Watson, Mrs Hudson dan Prof. Moriarty.
Dan Molly??? Ya Molly adalah sosok yang sebenarnya tidak kita kenal dalam buku-buku Sir Arthur Conan Doyle, namun dia cukup sering muncul dalam Sherlock Holmes TV Series ini.
Adaptasi Ide Cerita – Based on Sir Athur Conan Doyle Work
Karena setting waktunya juga berbeda, tentu cerita-cerita yang dihadirkan tidak sama persis, namun tetap mengadaptasi karya dari Sir Arthur Conan Doyle. Jadi jangan berharap Sherlock TV Series ini memiliki cerita dan alur yang sama persis dengan buku-bukunya.
Misalnya saja di dalam cerita Study in Pink, bisa kita lihat kemiripannya dengan Study in Scarlet, dimana pertama kali Sherlock dan Dr Watson bertemu dan bersama menyewa suatu flat. Mereka lalu dihadapkan pada suatu kasus pembunuhan di rumah kosong, dengan tulisan elemen petunjuk berupa tulisan R_A_C_H_E, dan juga untuk pertama kali Dr Watson dilibatkan dalam suatu kasus.
Pada episode Scandal in Belgravia, yang dalam novelnya kita kenal dengan skandal di Bohemia, kita bertemu dengan sosok Irene Adler, yang juga membuat seorang bangsawan terancam oleh suatu skandal memalukan. Dan baik di novel maupun tv series nya, Sherlock sama-sama dikalahkan oleh Irene Adler.
Lalu pada Episode The Six Thatchers, yang pada novelnya dikenal dengan Petualangan Enam Napoleon, kita disuguhi cerita yang sama-sama melibatkan enam patung yang diburu karena salah satu patung tersebut berisi benda berharga.
Pada episode The Last Vow (Season 3 episode 3), kita akan jumpai sosok yang sama dengan kasus Charles Augustus Milverton dalam buku The return of Sherlock Holmes, yang dalam serialnya bernama Charles Augustus Manusen. Seorang ahli informasi sekaligus pemeras yang memiliki rahasia semua orang, termasuk orang-orang penting.
Pada saat episode dimana Marry dan Dr Watson menikah, Sherlock juga sekilas menceritakan kisah seorang klien yang kehilangan kekasih secara misterius. Hal itu juga merupakan salah satu kasus yang diceritakan dalam buku dimana (kalau tidak salah ingat) ada seorang klien yang merasa bingung dengan kekasihnya yang tiba-tiba menghilang. Ternyata kekasih misterius itu adalah sang ayah yang menyamar untuk membuat anaknya patah hati dan tidak akan mau menikah, sehingga uang anaknya bisa terus mengalir padanya.
Dan masih banyak lagi detail-detail lainnya yang mengadopsi kisah-kisah dalam buku-bukunya.
What I didn’t Like?
Perbedaan jalan cerita? Bukan jadi masalah karena memang banyak yang disesuaikan dengan setting waktu yang berubah, walau sebenarnya saya lebih suka setting ala zaman victoria dengan segala ke-original-an cerita dan detailnya.
Then… (yang selanjutnya mugkin mengandung spoiler ya pemirsa, yang belum nonton boleh stop sampai di sini..)
Lalu yang cukup membuat saya kecewa adalah Sosok Moriarty yang diperankan oleh Andrew Scott.
Jujur saja sebelum membaca kedelapan buku Sir Arthur Conan, saya lebih dahulu menonton dua film yang diperankan oleh Robert Downey Jr. Baik dalam bukunya maupun di film Robert Downey Jr, Moriarty sama-sama digambarkan sebagai seorang profesor yang jenius, misterius,, the guy behind the guy behind the guy, tak terjamah, tenang, menghanyutkan dan mematikan.
Kita akan dihadapkan pada sosok dengan status sosial tinggi, terpandang di masyarakat, dan juga dengan kecerdasan luar biasa, namun dibalik itu adalah seorang criminal-mastermind. Kurang lebih sedikit sama saat membayangkan sosok Hannibal Lecter.
Yang membuat saya kecewa, di Sherlock Holmes series, Moriarty dihadirkan dalam kemasan yang berbeda, berbeda dengan sosok di buku yang begitu kalem, anggun, cerdas, tidak terekspose dan beraksi di balik bayang-bayang, dalam seriesnya Moriarty menjadi sosok yang nyentrik, urakan, hiperaktif, dan mungkin mirip ABG lagi depresi, hehehe…
Ya mungkin selera juga sih ya, saya mungkin lebih suka Moriarty dihadirkan sebagai sosok ala Hannibal Lecter bukan ala Joker. Sekali lagi, ini bukan berarti jelek…
Komentar
Posting Komentar